Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.
Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki
khasiat bagi kesehatan tubuh. Teh berpotensi sebagai antimutagenik, antihipertensi dan
antitumorigenik (Hartoyo,
2003). Kunci utama dari khasiat teh ada pada komponen bioaktifnya, yaitu
senyawa polifenol (flavonoid) yang disebut dengan katekin. Flavonoid yang
terdapat pada teh terutama berupa flavanol dan flavonol. Senyawa tersebut
berpotensi sebagai antioksidan dalam melawan radikal bebas yang sangat
berbahaya bagi tubuh karena dapat menimbulkan berbagai penyakit (Winarsih,
2007).
Teh hitam merupakan produk utama di Indonesia, dimana Indonesia
merupakan negara penghasil teh terbesar ke-5 di dunia (Luban, 2007). Berkat
kepopuleran teh sebagai minuman rakyat, maka saat ini pun banyak diproduksi teh
dalam bentuk siap minum, baik yang dikemas dalam botol maupun dalam kotak
(Bambang, 2003). Berbagai proses produksi ini akan menghasilkan ampas teh yang
cukup besar. Sebagian ampas teh tersebut dimanfaatkan sebagai kompos dan
sebagiannya lagi dibuang begitu saja.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa asam fenolik ampas teh hitam industri dapat difraksinasi ke dalam bentuk
bebas dan terikat menjadi tiga fraksi asam fenolik yaitu asam fenolik bebas,
asam fenolik ikatan ester dan asam fenolik ikatan glikosida. Purata aktivitas
antioksidan tertinggi terdapat pada fraksi asam fenolik bebas, yaitu 0,7035
mek/gram sampel, sedangkan purata kadar fenolik total tertinggi terdapat pada
ekstrak kasar ampas teh hitam, yaitu 5,8892 mg as. galat/gram sampel.
Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa aktivitas antioksidan tidak
selalu bergantung pada kadar fenolik totalnya.
Kata-kata kunci: antioksidan, total fenolik, asam fenolat, ampas teh hitam